PT Astra Internasional Tbk (ASII) akan mengevaluasi kenaikan harga kendaraan, khususnya roda empat.
Kenaikan akan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kenaikan harga, antara lain kenaikan harga material, kurs, dan masalah utilisasi.
"Untuk tahun ini paling besar, adalah material dan exchange rate," ujar Jodjana Jody Chief Executive Officer (CEO) of Astra International-Toyota Sales Corporation, saat ditemui di sela Investor Summit, Jakarta, Rabu (28/11/2012).
Menurut Jodjana, kenaikan harga otomotif akan diimplementasikan pada 2013. Perubahan harga Upah Minimum Regional (UMP) sebesar 44 persen juga telah mendorong perusahaan melakukan evaluasi biaya struktur.
"Kenaikan harga tinggal tunggu waktu. Tidak bisa menahan lama-lama, namun masih kita tentukan kenaikannya," jelasnya.
Untuk pasar kendaraan roda empat Indonesia, lanjut Jodjana, dalam tahap premotorisasi. Artinya, peluang bisnis masih terbuka.
"Sebagai contoh, satu kendaraan roda empat digunakan hampir 25 penduduk di Indonesia. Sedangkan, di Malaysia dan Thailand, satu kendaraan untuk lima penduduk. Bila dilihat dari rasio, secara potensi pertumbuhan Indonesia bisa lebih lima hingga lima kali dibandingkan Thailand," katanya.
Untuk memperluas penetrasi pasar Jodjana mengungkapkan Toyota akan menginvestasikan dana sebesar Rp 950 miliar untuk pengadaan outlet (showroom). Jumlah ini mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun lalu Rp 750 miliar
"Tahun ini Toyota menambah 10 showroom, sedangkan tahun depan sekitar 20 showroom. Kalau ekonomi tambah maju, tidak menutup kemungkinan akan penambahan outlet," jelasnya.
Sementara itu, nasib yang berbeda dialami kendaraan roda dua. Director Production, Engineering, dan Production Honda Hamdhani menambahkan minimnya infrastruktur menunjang penjualan kendaraan roda dua.
"Pasar roda dua mirip roda empat, dimana jumlah penduduk dibagi jumlah motor yang beredar. Kita masih percaya bahwa ke depan masih akan berkembang, ditunjang infrastruktur di Indonesia yang belum memadai, sehingga dalam beberapa tahun ke depan, pasar motor akan tetap naik," tuturnya.
Namun demikian, tambah Hamdhani, pemberlakuan aturan rasio pembiayaan terhadap aset (Finance to Value/FTV) dan uang muka (Down Payment/DP) untuk perbankan syariah diperkirakan menghambat penjualan kendaraan roda dua.
"Aturan syariah sedang dievaluasi, karena sangat berpengaruh di roda dua. Kita sedang mempelajari akibat dari diberlakukan pengaturan itu pada semester I tahun depan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar